#Kolom

Kampanye Artinya Memoles Wajah

Oleh: Nur Cholis Huda (Penasehat PWM Jawa Timur)

Bulan (Januari 2024) ini kita berada di masa kampanye. Ada kampanye capres dan cawapres. Ada kampanye anggota DPR Pusat dan Daerah. Secara ideal dikatakan  kampanye untuk menjelaskan visi dan misi. Dalam praktik kampanye itu menambal bopeng wajah agar kelihatan mulus sekaligus memberi janji-janji untuk memikat hati.

            Yang dulu jarang  ke masjid kini aktif di masjid atau pesantren sehingga terkesan religius. Tiba-tiba gemar membantu sehingga terkesan dermawan. Yang angkuh berubah ramah. Foto-foto yang disebar selalu dengan wajah senyum. Wajah sabar dan familiar. Bersama para caleg hidup terasa sejuk.

            Kampanye itu ibarat iklan. Tak ada tampilan iklan yang buruk.  Yang tampil selalu sisi baiknya. Tidak bemaksud membohongi tetapi memang begitulah ciri tampilan iklan. Orang yang berpikir kritis tidak akan termakan tampilan iklan. Akan selalu memperhatikan wajah asli sang calon sebelum masa kampanye. Melihat kehidupan sehari-harinya. Orang tidak mudah tertipu dengan polesan sesaat.  Namun hak bagi  caleg membuat wajah seindah mungkin. Maka masa kampanye perlu biaya tidak murah.

            Mulai biaya mengumpulkan massa dengan uang saku dan konsumsi. Seragam kaos. Itu tidak hanya sekali. Bisa bebebapa kali.  Biaya membayar saksi di TPS sampai perhitungan suara selesai . Maka caleg tidak sedikit yang mengeluarkan biaya habis-habisan. Menjual ternaknya, sawahnya bahkan ada menggadaikan rumahnya. Mengapa orang begitu besar hasratnya menjadi anggota dewan? Itulah daya tarik panggung politik. Selalu menggoda orang untuk coba-coba. Tapi ini coba-coba yang mahal. Siapa tahu berhasil. Akan ada kebanggaan dan kekuasaan di tangan.

            Padahal kemungkinan gagal cukup besar. Hal itu bisa dilihat dari jumlah caleg dan  kursi yang tersedia. Terlalu banyak calon dan terbatasnya kursi dewan. Maka sejak awal para calon harus menyadari hal ini. Siap berhasil sekaligus siap gagal. Meskipun demikian tidak  sedikit calon yang tidak siap menerima kanyataan ketika dia gagal.

Banyak yang stress, depresi bahkan ada yang harus disembuhkan oleh dokter jiwa. Berdasarkan pengalaman pemilu yang lalu, sejumlah rumah sakit kini sudah menyiapkan kamar khusus untuk caleg yang mengalami gangguan jiwa. Terjadi gangguan jiwa mungkin karena sudah habis-habisan kemudian gagal. Tidak ada lagi yang tersisa. Maka dia kehilangan harapan.

Padahal orang boleh kehilangan apa saja asalkan tidak kehilangan harapan. Kata hikmah mengajarkan: ”Jika orang kehilangan barang maka itu  kehilangan biasa. Jika orang kehilangan kesehatan maka  dia kehilangannya miliknya yang berharga. Jika orang kehilangan harapan maka dia kehilangan segala-galanya”.

Di zaman sekarang kekuasaan memang harus direbut. Tidak mungkin diberikan begitu saja. Kecuali Anda anak presiden. Dalam tiga hari sudah bisa menjadi ketua umum sebuah partai. Tidak ada rasa malu. Mungkin malah bangga. Tiba-tiba tanpa memiliki partai bisa menjadi cawapres, menyisihkan sejumlah calon yang sudah disebut-sebut partai. Dan entah karena apa, partai-partai itu bersedia menarik calonnya dan memilih cawapres anak presiden. Apa  ada yang salah? Apa melanggar undang-undang?

Tidak ada undang-undang yang dilanggar. Maka orang yang mempersoalkan bisa dianggap orang nyinyir. Bagi orang-orang biasa harus berjuang dari bawah. Berkeringat agar dapat bersaing dengan calon lainnya. Nasib orang memang tidak sama. Tidak perlu irihati. Jalan yang ditempuh bisa bebeda. Yang penting teruslah berjuang. Nasib Anda tergantung pada kesungguhan dan keberuntungan Anda sendiri.

            Setelah pemilihan selesai dan calon sudah diumumkan kadang muncul pemandangan unik. Orang bisnis selalu punya penciuman tajam. Maka bank datang menawarkan pinjaman. Mereka tahu banyak caleg lagi kantong kempes. Juga penjual mobil menawarkan. Bagi yang belum punya mobil ada yang merasa kurang pantas ke kantor dewan naik angkutan umum atau sepeda motor. Jaminan cukup SK sebagai anggota dewan

            Inilah godaaan awal ketika Anda mulai berkuasa.  Jika Anda mulai goyah pada godaan pertama, maka godaan berikutnya akan datang bertubi-tubi. Bukan hanya kebutuhan Anda tetapi kebutuhan istri Anda akan “menyesuaikan diri”. Padahal hidup nikmat adalah hidup apa adanya.

Jangan pernah bergeser dari niat semula. Anda calon wakil rakyat. Bukan yang lain.

Politik Uang

E MATAN

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *